bagaimana strategi sultan baabulah dalam mengusir portugis
Sejarah
kmgmas
Pertanyaan
bagaimana strategi sultan baabulah dalam mengusir portugis
1 Jawaban
-
1. Jawaban BaharZzha44
Sultan Baabullah merupakan generasi ke-5, putra dari Sultan Khairun Janil, dengan silsilah sebagai berikut; Berawal dari Sultan Zainal Abidin (1485-1500). Generasi pertamanya adalah Sultan Bayanullah (1500-1522), kedua Sultan Maharani Noekila (1522-1532), ketiga Sultan Tabarija (1532-1536), dan keempat Sultan Khairun Janil (1536-1570). Saat diangkat menjadi sultan Ternate yang ke-25, usia Sultan Baabullah saat itu sudah terhitung matang, yakni sekitar 42 tahun. Segenap penghuni kerajaan sudah tak ragu lagi sebab ia telah terlatih di berbagai medan pertempuran pada masa pergolakan pemerintahan Ayahandanya Khairun Janil dalam melawan Portugis. Kematangannya dalam hal berperang telah didapatkan Sultan Baabullah sejak masa muda. Ia telah digembleng kemiliteran oleh Salahaka Sula dan Salahaka Ambon. Keduanya merupakan panglima Kerajaan Ternate. Berkat bimbingan kedua tokoh inilah, dalam usia relatif muda Sultan Baabulla telah diangkat menjadi Kaicil Paparangan alias panglima tertinggi angkatan perang. Sehingga perlawanan melawan Portugis semakin garang di masa pemerintahannya. Di dalam benaknya selalu teringat saat-saat duka dodora ketika ia membopong jenazah Sultan Chairun yang hancur. Ayahnya dibunuh ketika diajak berunding oleh Belanda di benteng Sao Paulo, diambil jantungnya oleh serdadu Portugis untuk dipersembahkan pada Rajamuda Portugis di Goa India (1570). Strategi perang Sultan Baabullah dalam melawan Portugis diatur berdasarkan pada pembagian tugas teritori kesultanan. Seperti Tomagola bertanggungjawab atas kawasan Ambon-Seram. Toraitu bertanggungjawab atas kepulauan Sula, Baca, Luwuk, Banggai, dan Buton. Jougugu Dorure dan Sultan Jailolo termasuk koordinator penghancuran di Halmahera dan Sulawesi. Sultan Baabullah Datu Syah (1570-1583), dengan kepemimpinannya telah berhasil mengusir penjajah portugis pada tahun 1575 dengan Armada Ternate yang terkenal perkasa. Ditambah kapal-kapal dari Jawa (Jepara), Melayu, Makasar, Buton, membuat armada Portugis yang lengkap persenjataannya seakan tak berarti apa-apa. Akhirnya benteng Fort Tolocce (dibangun tahun 1572), Santo Lucia Fortress (1518), dan Santo Pedro (1522), jatuh ke tangan laskar kora-kora Ternate.